Senin, 30 Mei 2011

Memaksimalkan Pencahayaan di Rumah

Memaksimalkan pencahayaan di rumah. (Foto: Getty Images) Memaksimalkan pencahayaan di rumah. (Foto: Getty Images)
RUMAH tidak lagi berasa nyaman jika pemilihan pencahayaan di dalamnya keliru. Penerangan dalam tiap ruangan yang ada di kediaman Anda mestinya tercipta atas dasar pencahayaan yang baik.

Mengatur penerangan di rumah merupakan hal yang harus dipikirkan dengan saksama. Pola pencahayaan yang benar dan optimal akan membuat segala aktivitas di dalam rumah menjadi nyaman. Pencahayaan ruangan yang tepat juga dapat memberikan tampilan hangat dan teduh untuk setiap ruangan.


Namun, merencanakan pencahayaan di dalam rumah ternyata susah-susah gampang. Mudah jika kita mengikuti semboyan “asal terang”, tak peduli sudah memadai atau belum cahaya itu untuk menerangi kegiatan kita.

Susah karena ternyata kegiatan yang ada di rumah sangat beragam dan masing-masing memerlukan jenis cahaya yang berbeda. Seperti diketahui,pencahayaan di sebuah bangunan terdiri atas dua jenis,yaitu pencahayaan alami dan pencahayaan buatan.

Pencahayaan alami sangat bermanfaat bagi kita semua. Bayangkan saja bila rumah tanpa masuknya cahaya matahari. Pasti hunian akan sangat gelap, lembap, dan pengap. Selain itu sangat pemborosan bila menggunakan lampu sepanjang hari.

Namun, terkadang panas matahari yang masuk ke dalam rumah sangat menyengat. Apalagi panas matahari pada sore hari. Untuk dapat membuat cahaya di rumah menjadi optimal dan sesuai dengan kebutuhan, tentu saja ada triknya.

Jika perencanaan tepat, cahaya yang keluar akan optimal, dan ujung-ujungnya bisa membuat kita menjadi betah di rumah. Sebaliknya, cahaya yang tidak tepat bisa membuat mata kita cepat lelah. Namun, jangan takut, semua bisa diatasi dengan cukup mudah.

Lucy Martin penulis buku The Lighting Bible yang berdomisili di London, Inggris, berusaha memberikan solusi. Saran pertama yang dilontarkan Martin adalah agar memanfaatkan cahaya yang tersedia. “Jangan menggelapkan jendela dengan penambahan material lain dalam jumlah banyak,” katanya.

“Jika akhirnya menggunakan pencahayaan buatan, meminimalkan cahaya dari lampu di langit-langit adalah tren saat ini. Pakai itu, tetapi harus berhemat. Jika Anda hanya mendapatkan sinar yang datang dari atas, tutup selalu kamar Anda,” tambahnya, seperti dikutip Telegraph.

Menurut Martin, kunci untuk membuat terang rumah adalah membuat semacam layer atau lapisan. Cahaya yang berasal dari lantai, dinding, dan permukaan meja menciptakan efek tekstur yang dapat mencerahkan sebuah ruangan.

Percikan cahaya di dinding akan seperti yang dia sebutkan, mirip “menguliti” ruangan layaknya membuka kulit pisang. Untuk membuatnya sempurna, Anda harus meningkatkan lebar sinar lampu sorot yang diukur dalam derajat dan ditaruh di sisi sebuah wadah.

Sebuah sudut lebar akan “banjir” cahaya di dinding sehingga menambah efek yang sangat memuaskan. Adapun kamar mandi dapat menjadi lebih cantik dengan menerangi dinding belakangnya. Sementara dapur dapat terlihat lebih luas dengan memiringkan dudukan meja sehingga pancaran cahaya dapat menyinari permukaannya. Pencahayaan untuk ruang tamu dapat lebih dramatis saat lampu diletakkan di lekukan dinding dan rak buatan sendiri sehingga menciptakan efek mewah.

Pola pencahayaan mesti menghilangkan sudut-sudut yang terlihat mati dan membuat ruang lebih menawan. Prinsip dasar dalam pembagian alokasi daya untuk lampu adalah, alokasikan daya lebih besar di ruanganruangan yang di dalamnya terdapat banyak aktivitas.Pembagian alokasi daya ini nantinya membantu pada pemilihan jenis lampu (bohlam) yang akan ditempatkan. Lampu hemat energi, seperti fluorescent atau compact fluorescent (CFL) bisa jadi pilihan.

Setelah pembagian daya untuk setiap ruangan,lakukan juga pembagian kelompok (grouping) lampu. Misalnya, di ruang makan yang menyatu dengan dapur bisa kita kelompokkan menjadi tiga grup lampu. Pendant lamp (lampu gantung) sebagai penerangan utama dan spot lighting sebagai accent light di ceruk atau artwork dinding, serta penerangan untuk area kerja yang biasanya dipasang di bawah kabinet gantung, kitchen set. Setiap grup lampu tadi diwakili oleh satu stop kontak. Dengan demikian akan lebih mudah mengaturnya.

Adapun yang ideal untuk mengatur lampu adalah dengan menggunakan sirkuit lima amplifier yang dikendalikan sakelar utama di dekat pintu. Jika Anda rasa hal itu mengganggu, cara sederhana untuk merapikannya adalah dengan mengganti lampu biasa dengan LED (light emitting diodes). Jenis lampu ini sedikit menggunakan energi, tetapi intensitas cahaya yang keluar lebih besar. Dan yang lebih penting, lampu LED tidak panas sehingga Anda dapat menaruhnya di tempat-tempat di mana panas tidak diinginkan seperti lemari dapur.

LED berbentuk strip panjang dapat dilampirkan ke dalam meja dapur atau rak display. Sementara itu, lampu LED yang lebih fleksibel dapat digunakan di ruang tidur sehingga kebiasaan Anda membaca pada waktu malam bisa terlampiaskan.Dalam mengatur pencahayaan, tentu ada pantangannya.

Di antaranya jangan membuat pencahayaan yang menyilaukan mata. Jika lampu yang digunakan menggunakan watt yang besar, pasti dapat menimbulkan silau. Selain itu, silau dapat pula karena cahaya putih yang mengenai bidang putih dan memantul.

Sebab itu, sebaiknya jika dinding di rumah berwarna putih jangan langsung mengarahkan pencahayaan ke dinding. Selain itu, tidak boleh menggunakan satu sakelar untuk banyak lampu. Bisa saja Anda menggunakan banyak lampu dalam satu ruangan, tapi usahakan jangan menggunakan satu sakelar. Usahakan satu sakelar paling banyak untuk mengoperasikan empat lampu.

Jika lebih dari itu, maka boros energi karena lampu yang tidak terpakai akan ikut menyala. Dan satu lagi, jangan menggunakan rumah lampu yang tidak sesuai. Hal ini menyebabkan efek cahaya yang seharusnya terlihat bagus akan menjadi buruk karena terhalang ukuran lampu yang terlalu besar.
(SINDO//nsa)

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Grants For Single Moms